PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Mengembangkan Standar Kompetensi Guru
1. Upaya memperbaiki dan Meningkatkan Mutu Guru
A. Standar Kompetensi Guru
Walaupun selama ini masih banyak pihak mengklaim guru sebagai jabatan professional, tetapi secara realita, masih perlu klarifikasi secara rasional dilihat dari penguasaan knowledge-base of teaching-nya. Kita akan sepakat bahwa guru adalah salah satu bentuk jasa professional yang dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, standar guru professional merupakan sebuah kebutuhan dasar yang sudah tidak bisa ditawar – tawar lagi. Hal ini tercermin dalam Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional No, 20 tahun 2003 pasal 35 ayat 1 bahwa : “ Standar Nasional terdirir atas isi, proses kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, saran dan prasarana, pengelolaan, pembiyaan dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala.”
Standar ang dimaksud adalah suatu criteria yang telah dikembangkan dan ditetapkan berdasarkan atas sumber, prosedur dan manajemen yang efektif. Sedangkan criteria adalah sesuatu yang meggambarkan ukuran keadaan yang dikehendaki (Suharsimi Arikunto, 1988:98).
Secara konseptual, standar juga dapat berfungsi sebagai alat untuk menjamin bahwa program – program pendidikan suatu profesi dapat memberikan kualifikasi kemampuan yang harus dipenuhi oleh calon sebelum masuk kedalam profesi yang bersangkutan.
Sedangkan kompetensi adalah seperangkat tindakan intelejen penuh tanggungjawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksanakan tugas – tugas dalam bidang pekerjaan tertentu. Sifat intelejen harus ditunjukkan sebagai kemahiran, ketepatan dan keberhasilan bertindak. Sifat dan tanggungjawab harus ditunjukkan sebagai kebenaran tindakan baik dipandang dari sudut ilmu pengatahuan, teknologi maupun etika. Dalam arti tindakan itu benar ditinjau dari sudut ilmu pengetahuan, efisien, efektif dan memiliki daya tarik dilihat dari sudut teknologi; dan baik ditinjau dari sudut etika (Muhaimin, 2003:151). Depdiknas merumuskan definisi kompetensi sebagai pengetahuan, keterampilan dan nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.
Dengan demikian, kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru dalam mengajar. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan professional dalam menjalankan fungsinya sebagai guru. Artinya guru bukan saja harus pintar tetapi juga pandai mentransfer ilmunya kepada peserta didik.
Standar kompetensi guru bertujuan untuk memperoleh acuan baku dalam pengukuran kinerja guru untuk mendapatkan jaminan kualitas guru dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
B. Pengembangan Kompetensi Guru
Proses pengembangan standar kompetensi guru dapat dilakukan melalui:
1. Penelitian
Sekurang – kurangnya ada 3 jenis upaya penelitian yang dilakukan dalam kaitan dengan pengembangan mutu guru:
a. Mengidentifikasi masalah pendidikan yang dihadapi terutama tentang mutu kinerja guru.
b. Mengkaji prakondisi yang perlu dipenuhi untuk dapat menerapkan standar kompetensi guru dalam system yang ada.
c. Penelitian yang melekat di dalam pengembangan standar itu sendiri untuk mengetahui efektifitas atau kelayakan dari standar yang sedang di kembangkan dalam menghasilkan standar baku kompetensi guru.
2. Pengembangan
Upaya dalam pengembangan dalam rangka menghasilkan inovasi yang tepat untuk diterapkan dalam system yang ada, merupakan tahapan yang sangat penting dan kritikal.
Ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian yang serius dalam upaya pengembangan standar kompetensi guru.
a. Kejelasan permasalaha dan tujuan yang ingin dicapai dari profesi guru, antisipasi kendala yang bakal dihadapinya, idenifikasi alternatif – alternatif pemecahan, serta pengembangan alternatif yang dipilih dalam skala terbatas.
b. Permasalahan yang jelas serta tujuan yang spesifik, jika perlu dilengkapi dengan criteria keberhasilan yang dijadikan ukuran, merupakan titik awal yang sangat penting dalam upaya pengembangan standar kompetensi guru. Permasalahan maupun tujuan yang ingin dicapai hendaknya dirumuskan sedemikian rupa sehingga membuka peluang bagi diterapkannya standar kompetensi yang applicable.
c. Antisipasi kendala, merupakan langkah yang tidak dapat diabaikan dalam proses pengembangan ini. Pemahaman terhadap kendala yang ada akan sangat berguna dalam proses mengidentifikasikan maupun menyeleksi alternatif pemecahan atas standar kompetensi yang akan dikembangkan.
d. Melalui proses identifikasi dan seleksi berbagai alternative pemecahan, akan dapat dihasilkan standar kompetensi yang telah diperhitungkan kekuatak maupun kelemahannya ditinjau dari permasalahan dan tujuan yang diinginkan meupun kendala – kendala yang ada. Dengan kata lain, langkah ini sangat berguna bagi optimalisasi efektifitas maupun kelayakan bagi standar kompetensi yang akan dkembangkan.
e. Sekalipun uji coba standar kompetensi dalam skala terbatas, kadang – kadang mengandung kelemahan ( terutama dalam prediksi kelayakan large scale implementation. Upaya pengembangan dalam skala terbatas ini tampaknya masih tetap diperlukan dalam fase – fase awal pengembangan standar. Yang perlu diperhatikan adalah agar karakteristik lingkungan terbatas dimana karakteristik guru yang akan dikembangan hendaknya diupayakan sedekat mungkin dengan karakteristik dunia nyata (the real world), bukan merupakan situasi yang sangat berbeda dengan lingkungannya.
3. Manajemen Mutu Guru
Sekurang – kurangnya terdapat dua hal penting yang perlu diperhatikan berkenaan dengan manajemen peningkatan mutu guru denga standar kompetensinya; pertama adalah upaya melibatkan berbagai pihak terkait sedini mungkin, dan kedua adalah penerapan proses diseminasi secara bertahap.
Adanya peran serta aktif dari berbagai pihak terkait sedini mungin dalam proses pengembangan mutu guru akan membuat standar kompetensi yang mengiringinya tidak terisolir dari dunia nyata, sehingga proses transisi dari tahap pengembangan ke tahap pelaksanaan (implementasi) para guru akan dapat berjalan dengan lancar.
C. Pemberdayaan Guru
Pembelajaran - atau ungkapan yang lebih dikenal sebelumnya “pengajaran”- adalah upaya untuk membelajarkan siswa (Degeng, 1989). Aktivitas belajar pada siswa dapat terjadi dengan direncanakan (by design) dan dapat pula terjadi tanpa direncanakan. Belajar agama Islam yang direncanakan adalah aktivitas pendidikan yang secara sadar dirancang untuk membantu murid dalam mengembangkan pandangan hidup yang islami yang selanjutnya diwujudka dalam sikap hidup dan keterampilan hidup baik yang yang bersifat manual maupun mental spiritual. Sedangkan belajar yang tidak direncanakan, namun dampaknya dapat mempengaruhi, mengubah , atau bahkan mengembangkan pandangan hidup, sikap hidup dan keterampilan hidup. Fenomena kehidupan berupa peristiwa kehidupan sehari – hari akan senantiasa dihadapi oleh setiap orang, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, pekerjaan, maupun global (Muhaimin, 2004, 184).
Proses perubahan tingkah laku manusia untuk menjadi muslim, mukmin, muttaqin dan sebagainya dalam konteks pembelajaran agama Islam ,bukanlah kekuasaan manusia termasuk guru, akan tetapi dengan sendirinya murid akan memilih dan menentukan jalan hidupnya dengan izin Allah. Pembelajaran merupakan salah satu wahana yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan potensi murid menuju jalan kehidupan yang disediakan oleh Allah SWT, dan murid sendiri yang memilih, memutuskan dan mengembangkan jalan hidup dan kehidupan yang telah dipelajari dan dipilihnya.
Upaya membelajarkan murid dapat dirancangtidak hanya dalam berinteraksi dengan berintraksi dengan guru sebagai satu – satunya sumber belajar, melainkan berinteraksi dengan semua sumber belajar, yang mungkin dapat dipakai untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Sebagiman menurut AECT (Association Education Center and Technology) dalam Muhaimin (2004:185), sumber belajar dapat berupa pesan, orang, bahan, alat,tehnik dan latar atau lingkungan.
Dengan demikian inti dari perencanan pembelajaran adalah proses memilih, menetapkan dan, mengembangkan pendekatan, metode dan teknik pembelajaran, menawarkan bahan ajar, menyediakan pengalaman belajar yang bermakna, serta mengukur tingkat keberhasilan proses pembelajaran dalam mencapai hasil pembelajaran.
2. Konsep Perencanaan Pembelajaran
Dalam konteks pengajaran, perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pengajaran, penggunaan pendekatan dan metode pengajaran, dan penilaian dalm suatu alokasi waktuyang akan diadakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Berdasarkan uraian diatas, konsep perencanaan pembelajaran dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, yaitu:
a. Perencanaan Pengajaran sebagai teknologi adalah suatu perencanaan yang mendorong penggunaan teknik – teknik yang dapat menggunakan tingkah laku kognitif dan konstruktif terhadap solusi dan problem – problem pengajaran.
b. Perencanaa pengajarn sebagai suatu system adalah sebuah sumber – sumber dan prosedur – prosedur untuk menggerakkan pembelajaran. Pengembangan system pengajaran melalui roses yang sistematik selanjutnya diimplementasikan dengan mengacu pada system perencanaan itu.
c. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah disiplin adalah cabang dari pengetahuan yang senantiasa memperhatikan hasil – hasil penelitian dan teori tentang strategi pengajaran dan implementasnya terhadap strategi tersebut.
d. Perencanaan pengajaran sebagai sains (sience) adalah mengkreasi secara detail spesifikasi dai pengembangan, implementasi, evaluasi dan pemeliharaan akan situasi maupun fasilitas pembelajaran terhadap unit – unit yang luas maupun yang lebih sempit dari materi pelajaran dengan segala tingkat kompleksitasnya.
e. Perencanaan poengajaran sebagai sebuah proses adalah pengembangan pengajaran secara sistematik yang digunakan secara khusus atas dasar teori – teori pembelajaran dan pengajaran untuk menjamin kualitas pembelajaran. Dalam perencanaan ini dilakukan analasis kebutuhan dari proses belajar dengan alur yang sistematik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Termasuk didalamnya melakukan evaluasi terhadap materi pelajaran dan aktifitas – aktifitas pengajaran.
f. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah realitas adalah ide pengajaran dikembangkan dengan memberikan hubungan pengajaran dari waktu – ke waktu dalam suatu proses yang dikerjakan perencana dengan mengecek secara cermat bahwa semua kegiatan telah sesuai dengan tuntutan sains dan dilaksanakan secara sistematis.
Dimensi – dimensi perencanaan
Pertimbangan terhadap dimensi – dimensi itu menurut Harjanto (1997:5) memungkinkan diadakannya perencanaan yang komperhensif dan efisien, yakni:
a. Signifikansi
Tingkat signifikansi tergantung pada tujuan pendidikan yang diajukan dan signifikasi dan signifikasi dapat ditentukan berdasarkan kriteria – kriteria yang dibangun selama proses perencanaa.
b. Feasibelitas
Maksudnya perencanaan harus disusun secara realistis baik yang berkaitan dan biaya dan pengimplementasikannya.
c. Relevansi
Konsep relevansi berkaitan dengan jaminan bahwa perencanaa memungkinkan penyelesaian persoalan secara lebih spesifik pada waktu yang tepat agar dapat dicapai tujuan secara optimal.
d. Kepastian
Konsep kepastian minimum diharapkan dapat mengurangi kejadian – kejadian yang tidak terduga.
PERENCANAAN PENGAJARAN
Fungsi, Peranan dan Jenis Media Pembelajaran
1. Pembelajaran sebagai suatu sistem yang bertujuan yang harus direncanakan oleh guru berdasarkan pada kurikulum yang berlaku.
2. Perencanaan pengajaran mencakup kegiatan merumuskan tujuan pembelajaran, merumuskan isi/materi pelajaran yang harus dipelajari, merumuskan kegiatan belajar dan merumuskan sumber belajar/media pembelajaran yang akan digunakan serta merumuskan evaluasi belajar.
3. Fungsi perencanaan pengajaran sebagai pedoman kegiatan guru dalam mengajar dan pedoman siswa dalam kegiatan belajar yang disusun secara sistematis dan sistemik.
4. Prinsip perencanaan pengajaran yang harus diperhatikan adalah:
1. Perencanaan pengajaran harus berdasarkan kondisi siswa.
2. Perencanaan pengajaran harus berdasarkan kurikulum yang berlaku.
3. Perencanaan harus memperhitungkan waktu yang tersedia
4. Perencanaan pengajaran harus merupakan urutan kegiatan belajar-mengajar yang sistematis.
5. Perencanaan pengajaran bila perlu lengkapi dengan lembaran kerja/tugas dan atau lembar observasi.
6. Perencanaan pengajaran harus bersifat fleksibel.
7. Perencanaan pengajaran harus berdasarkan pada pendekatan sistem yang mengutamakan keterpaduan antara tujuan, materi, kegiatan belajar dan evaluasi.
5. Perencanaan merupakan suatu sistem yang terdiri dari komponen Tujuan pembelajaran, komponen isi/materi pembelajaran, komponen kegiatan belajar-mengajar, dan komponen evaluasi belajar.
Prosedur Pengembangan Program Pembelajaran
1. Program pengajaran di sekolah dilaksanakan dalam jangka waktu belajar tertentu. Program pengajaran yang menjadi tugas guru yaitu menyusun program pengajaran catur wulanan dan program mingguan atau harian, yang disebut program persiapan mengajar.
2. Program caturwulan adalah program pengajaran yang harus dicapai selama satu caturwulan, selama periode ini diharapkan para siswa menguasai pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai satu kesatuan utuh.
3. Program caturwulan dijabarkan dari Garis-garis besar Program Pengajaran pada masing-masing bidang studi/mata pelajaran, di dalamnya terdiri atas: pokok bahasan/sub-pokok bahasan, alokasi waktu, dan alokasi pertemuan kapan pokok bahasan/sub-pokok bahasan tersebut disajikan.
4. Persiapan mengajar merupakan istilah baru sebagai pengganti dari satuan pelajaran (satpel) pada kurikulum lama. Persiapan mengajar ini merupakan program pengajaran untuk jangka waktu belajar mingguan atau harian.
5. Langkah-langkah pengembangan persiapan mengajar secara umum dapat dilakukan melalui: a) mempelajari Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) yang ada dalam GBPP, b) merumuskan Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) berdasarkan TPU, c) menentukan materi/bahan pelajaran, d) menentukan kegiatan belajar-mengajar, e) menetapkan alat, media, dan sumber pelajaran, dan f) menentukan alat evaluasi.
PERENCANAAN PENGAJARAN
Perencanaan pengajaran berarti pemikiran tentang penetrapan prinsip- prinsip umum mengajar didalam pelaksanaan tugas mengajar dalam suatu interaksi pengajaran tertentu yang khusus baik yang berlangsung di dalam kelas ataupun diluar kelas.
Perencanaan pengajaran mempunyai beberapa faktor yang mendukung tujuan pembelajaran tercapai misal :
a. Persiapan sebelum mengajar
b. Situasi ruangan dan letak sekolah dari jangkauan kendaraan umum
c. Tingkat intelegensi siswa
d. Materi pelajaran yang akan disampaikan
Faedah perencanaan :
1. Karena adanya perencanaan maka pelaksanaan pengajaran menjadi baik dan efektif.
Yang dimaksud adalah maka seorang guru bisa memberikan materi pelajaran dengan baik karena ia harus dapat menghadapi situasi di dalam kelas secara mantap, tegas dan fleksibel.
2. Karena perencanaan maka seseorang akan tumbuh menjadi seseorang guru yang baik.
Yang di maksud adalah guru membuat persiapan yang baik dan adanya pertumbuhan berkat pengalaman dan akibat dari hasil belajar yang terus menerus.
Bagaimana cara untuk mencapai hasil hasil belajar yang efektif yang dijadikan pedoman dalam setiap kali membuat perencanaan ?
Ada 7 aspek persiapan untuk mencapai tugas yang di sebutkan tadi :
1. Persiapan terhadap situasi
Mancakup : tempat, suasana ruangan kelas, dan lain-lain. Dan situasi umum harus dimiliki sebelum saudara mengajar di dalam kelas tersebut dengan pengetahuan saudara dapat membuat ancang- ancang terhadap variabel faktor masalah dan menghadapi situasi kelas.
2. Persiapan terhadap siswa yang akan dihadapi
Maksud ; Sebelum guru mengajar ia harus mengetahui keadaan siswa tsb atau dengan kata lain guru harus membuat gambaran yang jelas mengenai keadaan siswa yang akan dihadapi selain dari pada faktor intern siswa tsb ( laki- laki dan Pr) seorang guru harus mengetahui taraf kematangan dan pengetahuan serta khusus dari pada siswa tsb.
3. Persiapan dalam tujuan umum pembelajaran
Yang menyangkut tujuan instruksional apa yang akan dicapai oleh para siswa harus dimiliki seorang guru mencakup antara lain :
Pengetahuan, kecakapan, keterampilan atau sikap tertentu yang konkrit yang bisa di ukur dengan alat- alat evaluasi.
4. Persiapan tentang bahan pelajaran yang akan diajarkan
Yang dimaksud dengan ini : Dengan adanya pengetahuan yang akan dihadapkan kepada siswa, si guru memiliki persiapan yang akan di sampaikan kepada siswa yang harus terdapat batas- batas, luas dan urutan- urutan pengajaran perlu di persiapkan.
5. Persiapan tentang metode- mengajar yang hendak di pakai
a. metode ceramah
b. metode tanya jawab atau diskusi
6. Persiapan dalam penggunaan alat- alat peraga
Misal : kapur dan papan tulis, pengahapus paling sedikit di gunakan tetapi dalam belajar pembelajaran di pergunakan alat pembantu adalah media yang mempertinggi komunikasi pada saat proses belajar berlangsung.
7. Persiapan dalam jenis teknik evaluasi
Tujuan evaluasi : samapi sejauhmana daya serap terhadap produk bahasan yang saudara terapkan
Ada beberapa jenis alat evaluasi disini yaitu : Bentuk test apakah test tertulis maupun test lisan.
Jenis- jenis perencanaan
1. Menurut Besaran : a. Perencanaan Makro
b. Perencanaan Meso
c. Perencanaan Mikro
2. Menurut Telaahnya : a. Perencanaan Strategi
b. Perencanaan Manajerial
c. Perencanaan Operasional
2. Menurut Jangka Waktunya : a. Perencanaan Jangka Panjang
b. Perencanaan Jangka Menengah
c. Perencanaan Jangka Pendek
Tujuan Pembelajaran
I. Tujuan pembelajaran terbagi atas 2 bagian :
a. Tujuan pembelajaran umum
b. Tujuan pembelajaran khusus
Kriteria : 1. Harus menggunakan istilah- istilah yang operasional
Spt : menuliskan, menyebutkan, menghitung, membedakan, dsg.
2. Harus dalam bentuk hasil belajar
Adalah Menggambarkan hasil belajar yang diharapkan pada diri siswa setelah ia menempuh segala KBM atau dengan kata lain hasil apa yang sudah diperoleh setelah ia mempelajari suatu pokok bahasan.
3. Harus berbentuk tingkah laku dari para siswa
Artinya Setelah siswa mempelajari pokok bahasan tsb adanya perubahan pengetahuan tentang materi pelajaran.
4. Hanya meliputi satu jenis tingkah laku
Adalah Kemampuan yang dimiliki oleh siswa cukup hanya terbatas saja.
II. Mengembangkan Evaluasi
Yang harus dilakukan dalam mengembangkan evaluasi;
a. Perlu ditentukan jenis- jenis test yang harus di buat
b. Mengembangkan alat evaluasi
Perencanaan Desaign Instruksional
Penyusun PDI di desaign untuk menjawab pertanyaan :
1. Apa yang menjadi tujuan pembelajaran
2. Bagaimana prosedur dan sumber- sumber belajar yang tepat untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan.
3. Bagaimana kita mengetahui bahwa hasil belajar yang dihasilkan telah tercapai.
Adapun jawaban dari pertanyaan tadi ada 8 langkah :
1. Menyusun pokok bahasan dan tujuan umum
2. Karakteristik siswa
3. Tujuan belajar
4. Isi pokok bahasan
5. Penjajakan terhadap siswa
6. Kegiatan belajar mengajar
7. Pelayanan penunjang
8. Evaluasi
Metodologi Pengajaran
1. Metode mengajar
2. Media pengajaran
Ada beberapa jenis media pengajaran yang dilakukan seorang guru :
1. Media gratis
2. Media tiga dimensi
3. Media proyeksi
4. Lingkungan
Faktor- faktor yang harus diperhatikan seorang guru dalam media pengajaran :
a. Relevansi pengadaan media pendidikan
b. Kelayakan pengadaan media pendidikan
c. Kemudahan pengadaan media pendidikan
Beberapa hal yang harus diperhatikan seorang guru dalam menggunakan media pendidikan :
a. Apakah guru tersebut memahami manfaat media pengajaran
b. Guru harus terampil dalam menyediakan media pendidikan.
Media pendidikan di gunakan jika :
a. Bahan pengajaran yang dijelaskan guru kurang di pahami siswa
b. Guru tidak bergairah untuk menjelaskan bahan pelajaran melalui penuturan kata- kata verbal
c. Perhatian siswa terhadap pengajaran sudah berkurang akibat kebosanan mendengar uraian guru.
Manfaat media pendidikan bagi pengajaran siswa :
1. Bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga lebih jelas dipahami siswa sehingga memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik.
2. Metode mengajar akan lebih bervariasi
3. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar
4. Motivasi belajar dari para siswa dapat ditumbuhkan / dinaikkan
5. Dapat mengatasi sifat pasif dari para siswa
Kesulitan- kesulitan dalam media pengajaran :
1. Biaya pengadaan
2. Pengalaman seorang guru dalam menggunakan media pengajaran tersebut.
Perencanaan Evaluasi Pengajaran
Adalah : Penilaian terhadap pertumbuhan dan kemajuan peserta didik kearah tujuan- tujuan yang telah ditetapkan untuk mengetahui sampai dimana daya serap siswa setelah mengikuti pelajaran tersebut.
Prinsip : Lingkungan kegiatan 1994
- Intra kurikuler
- Tugas
Azas : 1. Azas Objektivitas
2. Azas menyeluruh
3. Berkesinambungan
Penjelasan :
Objektif adalah suatu penilaian di katakan objektif apabila keadaan tepat menggambar keadaan yang sebenarnya.
Menyeluruh apabila penilaian yang digunakan mencakup proses maupun hasil belajar serta menggambarkan perubahan tingkah laku tidak sengaja saja dalam ranah kognitif tetapi termasuk pula ranah efektif dalam psikomotor.
Berkesinambungan adalah pelaksanaan penilaian dilakukan secara terus menerus berencana dan bertahap.
Langkah- langkah penilaian
Perencanaan penilaian/ perencanaan evaluasi
Penilaian berlaku untuk untuk tujuan harian, ujian umum semester baik gasal/ genap, EBTA terlebih dahulu harus menyusun kisi-kisi soal; adalah menggambarkan lingkup bahan pengajaran dan jenjang prilaku yang diukur yaitu pengetahuan, sikap, keterampilan.
Pelaksanaan penilaian
Harus berkesinambungan maksudnya adalah penialaian yang dilakukan secara berencana, terus menerus dan bertahap untuk memperoleh gambaran tentang perubahan tingkah laku siswa sebagai hasil KBM
Cara penilaian
Dilakukan dengan 2 cara yaitu :
Ø Dengan cara kuantitatif
Ø Dengan cara kualitatif
Standart penilaian
Sejalan dengan prinsip belajar tuntas penilaian di gunakan dengan standart mutlak atau penilaian acuan criteria artinya tidak ada pilih kasih.
Bentuk- bentuk soal
Ada dua macam :
1. Pilihan berganda ada 5 yaitu :
a. Melengkapi pilihan
b. Hubungan antar hal
c. Tinjauan kasus
d. Asosiasi pilihan ganda
e. Membaca diagram
2. Bentuk uraian ada 2 macam ;
a. Uraian objektif
b. Uraian non objektif
Tingkat kesukaran dari soal
Selalu berbanding mudah : sedang : dan sukar
Perbandingannya : 25 % 50% 25%
Penilaian soal untuk test hasil belajar
Sebelum butir- butir soal disusun si guru harus menyusun TPK sesuai dengan GBPP:
1. Tujuan kurikuler
2. Tujuan pembelajaran umum
3. PB
4. SPB
Tujuan pembelajaran khusus
Merupakan rumusan tingkah laku yang akan diukur melalui butir- butir soal. Ada 2 hal yang perlu diperhatikan dalam menjabarkan TPU menjadi TPK:
1. Pokok bahasan yang menunjang pencapaian tujuan pembelajaran umum
2. Tingkat perkembangan/ umur dari para siswa pada jenjang pendidikan yang bersangkutan
Beberapa catatan dalam membuat TPK :
1. Setiap rumusan TPK selalu mengandung aspek prilaku dan aspek isi
2. Agar bersifat operasional sehingga mudah di jadikan patokan dalam penyusunanbutir- butir soal dengan kata lain kata- kata kerja yang digunakan untuk aspek prilaku dalam tujuan pembelajaran khusus haruslah operasional , seperti ; menulis, menyebutkan, menghitung, merumuskan, memilih, dsg.
Pengelolaan Kegiatan Belajar Mengajar
1. menyusun program KBM
2. Melaksanakan KBM
3. Melaksanakan kegiatan penilaian
Penyusunan program pengajaran ada 3 komponen yang harus diperhatikan :
1. Penguasaan materi
2. Analisis materi pelajaran
3. Penyusunan persiapan mengajar
Lingkup materi
1. Materi untuk siswa
2. Materi untuk guru
4 Usaha yang harus dilakukan seorang guru :
1. Musyawarah guru mata pelajaran
2. Melalui sumaber yang relevan
3. Melalui ahli yang tersedia
4. Melalui pendidikan khusus
Fungsi kegiatan pendalaman materi ;
1. Meningkatkan kepercayaan diri akan kemampuan professional sehingga tidak ragu lagi dalam mengelola proses belajar mengajar.
2. Memperdalam diri dan memperluas wawasan atas konsepsi tujuan akademis dan aplikasinya sehingga dapat di manfaatkan untuk melaksanakan analisis materi pelajaran.
Fungsi analisis materi pelajaran
Sebagai acuan untuk menyusun program tahunan, program semesteran, dan program satuan pelajaran.
Sasaran analisis materi pelajaran:
1. Terjabarkan pokok bahasan dan sub pokok bahasan
2. Terpilihnya metode yang efektif dan efisien
3. Terpilihnya sarana pembelajaran yang paling cocok
Pengembangan Kecakapan
Sukses dalam kehidupan merupakan dambaan setiap manusia. Akan tetapi, untuk itu diperlukan bekal yang cukup, tidak saja kecerdasan dalam berpikir, tetapi juga kecakapan dalam mengelola/mengatur diri sendiri dan kecakapan dalam menangani suatu hubungan, serta keterampilan dalam bekerja. Tanpa semua itu, mustahil seseorang dapat meraih kesuksesan dalam hidupnya. Pintar berpikir saja tidak cukup, sekolah tinggi saja tidak cukup tanpa memiliki keterampilan dalam berkerja dan berhubungan (bergaul).
Sebaliknya, pandai bergaul dan bisa bekerja saja juga tidak memadai, tanpa memiliki kepandaian dalam berpikir dan kreativitas. Jadi, semua aspek itu penting, dan itulah yang dikenal dengan istilah Life Skills atau diterjemahkan sebagai Kecakapan Hidup.
Banyak orang yang mengartikan Kecakapan Hidup secara sempit, di mana Kecakapan Hidup diartikan sebagai keterampilan kerja (Vocational Skills). Padahal, Memiliki Kecakapan Hidup bukan sekedar memiliki keterampilan kerja, namun lebih luas dari itu. Kecakapan Hidup adalah suatu kecakapan yang dimiliki seseorang untuk mau dan berani menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasi problema tersebut (Latifah, dkk., 2002).
Mengingat Kecakapan Hidup sangat penting sebagai kunci sukses dalam kehidupan, maka setiap orang patut memilikinya. Kecakapan Hidup tidak dapat dibentuk dalam waktu singkat, tetapi diperlukan latihan yang terus-menerus dalam kehidupan nyata. Oleh karena itu, keinginan/motivasi yang kuat untuk maju dan berubah ke arah yang lebih baik dari setiap orang sangat memegang peranan penting dalam keberhasilan pengembangan Kecakapan Hidup ini. Menurut Latifah, dkk. (2002), Kecakapan Hidup meliputi empat hal, yaitu : 1. Kecakapan Diri (personal skill). 2. Kecakapan Sosial (social skill ). 3. Kecakapan Akademik (akademic skill). 4. Kecakapan Bekerja (vocational skill).
Kecakapan Diri merupakan kecakapan seseorang dalam memahami (kesadaran diri), mengatur dan memotivasi diri sendiri. Kecakapan Sosial atau kecakapan antar personal mencakup antara lain kecakapan berkomunikasi dengan empati dan kecakapan membina hubungan/ bekerjasama. Empati merupakan sikap penuh pengertian terhadap orang lain, sehingga berkesan baik dan dapat menumbuhkan hubungan yang harmonis. Kecakapan Akademik meliputi kecakapan membaca, menulis, berhitung dan kecakapan lain yang umumnya dipelajari disekolah. Kecakapan Bekerja adalah kecakapan yang berkaitan dengan keterampilan kerja. Keterampilan kerja ini merupakan bekal yang selayaknya dimiliki seseorang agar dapat hidup berguna dan mandiri secara ekonomi. Pada tulisan ini, penulis akan lebih fokus pada dua kecakapan hidup, yaitu Kecakapan Diri (personal skill) dan Kecakapan Sosial (social skill).
A. KECAKAPAN DIRI
Menurut Daniel Goleman , Kecakapan Diri menentukan bagaimana kita mengelola diri sendiri. Kecakapan Diri ini meliputi tiga hal, yaitu Kesadaran Diri, Pengaturan Diri, dan Motivasi.
1. Kesadaran Diri
Memiliki Kesadaran Diri artinya : mengetahui kondisi diri sendiri, kesukaan, sumberdaya, dan intuisi. Kesadaran Diri terdiri dari tiga aspek, yaitu :
• Kesadaran emosi : mengenali emosi diri sendiri dan efeknya.
• Penilaian diri secara teliti : mengetahui kekuatan dan batas-batas diri sendiri.
• Percaya diri: memiliki keyakinan tentang harga diri dan kemampuan sendiri.
2. Pengaturan Diri
Pengaturan Diri artinya: mampu mengelola kondisi, impuls, dan sumberdaya diri sendiri. Pengaturan Diri terdiri dari lima aspek, yaitu :
• Kendali diri : mampu mengelola emosi-emosi dan desakan-desakan hati yang merusak.
• Sifat dapat dipercaya : memelihara norma kejujuran dan integritas.
• Kewaspadaan : bertanggung jawab atas kinerja pribadi.
• Adaptibilitas : luwes dalam mengahadapi perubahan.
• Inovasi : mudah menerima dan terbuka terhadap gagasan, pendekatan, dan informasi-informasi baru.
3. Motivasi
Motivasi artinya : kecenderungan emosi yang mengantar atau memudahkan pencapaian sasaran. Motivasi meliputi tiga aspek, yaitu :
• Dorongan prestasi : memiliki semangat/dorongan untuk menjadi lebih baik atau senantiasa berusaha memenuhi standar/target keberhasilan.
• Komitmen : mampu menyesuaikan diri dengan sasaran kelompok atau perusahaan.
• Optimisme : gigih dalam memperjuangkan sasaran kendati ada halangan dan kegagalan.
B. KECAKAPAN SOSIAL
Kecakapan Sosial menentukan bagaimana kita menangani suatu hubungan (Goleman, 1999). Oleh karena itu, keberhasilan seseorang dalam bergaul atau berhubungan dengan orang/kelompok orang tergantung pada Kecakapan Sosial yang dimilikinya. Kecakapan Sosial ini mencakup dua aspek, yaitu Kemampuan Berempati dan Keterampilan Membina Hubungan.
1. Kemampuan Berempati
Kemampuan Berempati artinya : kesadaran terhadap perasaan, kebutuhan, dan kepentingan orang lain. Kemampuan Berempati meliputi lima aspek, yaitu :
• Memahami orang lain : mampu membaca perasaan dan pandangan/pikiran orang lain, dan menunjukkan minat aktif terhadap kepentingan mereka.
• Orientasi pelayanan : mampu mengantisipasi, mengenali, dan berusaha memenuhi kebutuhan pelanggan.
• Mengembangkan orang lain : mampu merasakan kebutuhan perkembangan orang lain dan berusaha menumbuhkan kemampuan mereka.
• Mengatasi keragaman : mampu menumbuhkan peluang melalui pergaulan dengan bermacam-macam orang.
• Kesadaran politis : mampu membaca arus-arus emosi sebuah kelompok dan hubungannya dengan kekuasaan.
2. Keterampilan Membina Hubungan
Keterampilan Membina Hubungan artinya : kecakapan dalam menggugah/ mempengaruhi orang lain. Keterampilan Membina Hubungan meliputi delapan aspek, yaitu :
• Pengaruh : memiliki taktik-taktik untuk melakukan persuasi.
• Komunikasi : mampu menyampaikan pesan (pikiran/perasaan) dengan jelas dan meyakinkan.
• Kepemimpinan : mampu membangkitkan inspirasi dan memandu kelompok dan orang lain.
• Katalisator perubahan : mampu memulai dan mengelola perubahan.
• Manajemen konflik : mampu bernegosiasi dan memecahkan silang pendapat.
• Pengingkat jaringan : mampu menumbuh-kembangkan hubungan sebagai alat untuk meraih kesuksesan.
• Kolaborasi dan kooperasi : mampu bekerjasama dengan orang lain demi tujuan bersama.
• Kemampuan tim : mampu menciptakan sinergi kelompok dalam memperjuangkan tujuan bersama.
Pengembangan Bahan Ajar
Pengertian:
• Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.
• Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/ instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. (National Center for Vocational Education Research Ltd/National Center for Competency Based Training).
• Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar.
Bahan – bahan ajar :
• Bahan cetak seperti: hand out, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart,
• Audio Visual seperti: video/film,VCD
• Audio seperti: radio, kaset, CD audio, PH
• Visual: foto, gambar, model/maket.
• Multi Media: CD interaktif, computer Based, Internet
Sistem Penilaian
Dalam pelaksanaan program SKM/SSN dilakukan penilaian yang berkelanjutan untuk memperoleh informasi tentang kemajuan dan keberhasilan belajar peserta didik. Pada setiap tahap pembelajaran dilakukan penilaian. Penilaian ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang pencapaian dan kemajuan belajar peserta didik pada setiap tahap atau unit pembelajaran yang didasarkan pada kriteria keberhasilan tertentu (tingkat ketuntasan belajar). Hasil penilaian ini digunakan sebagai dasar untuk menentukan peserta didik yang boleh melanjutkan ke materi pelajaran berikutnya dan peserta didik yang perlu mendapat layanan perbaikan/remedial (Depdiknas, 2001).
Untuk pengajaran perbaikan juga diadakan penilaian yang hasilnya digunakan untuk menentukan apakah peserta didik yang bersangkutan telah berhasil mencapai tingkat penguasaan yang dipersyaratkan untuk bisa melanjutkan pada materi selanjutnya. Jika pencapaiannya selalu tidak sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan untuk sebagian besar mata pelajaran maka perlu dipertimbangkan kemungkinan untuk kembali pada program biasa.
Penilaian juga diadakan untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana penguasan materi pelajaran yang diberikan dan keberhasilan peserta didik dalam mengikuti program belajar. Penilaian ini mencakup aspek penguasan mata pelajaran dan aspek lainnya seperti; kematangan psikologis, kegairahan dan kejenuhan, kesiapan program itu sendiri termasuk faktor masukan (input) dan proses dalam program tersebut. Hasil penilaian digunakan antara lain untuk penentuan pencapaian kompetensi, penyempurnaan program, pelayanan baik dalam kegiatan pembelajaran maupun pelayanan lainnya.
Penilaian sangat dibutuhkan untuk mengukur tingkat kemampuan dalam mengikuti pembelajaran pada SKM/SSN, perkembangan intelektual maupun emosional peserta didik seperti kematangan psikologis, kegairahan, kejenuhan dan sebagainya,dengan memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
1. Pencapaian kompetensi diukur melalui tes kinerja yang dilakukan secara menerus (continuous) menggunakan metode pengamatan, pemberian tugas, dan ujian tulis
2. 4; 3; 2; 1dan 0
3. Peserta didik yang sudah memperoleh layanan khusus namun tetap belum mencapai skor (kompetensi) minimal pada mata pelajaran wajib harus mengambil ulang pada semester berikutnya, sedangkan untuk mata pelajaran pilihan boleh mengganti dengan pilihan lain pada semester berikutnya.
4. Peserta didik dinyatakan lulus SMA bila telah menyelesaikan total kredit minimal sebesar 120 SKS dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) minimal 2,00 dari IPK maksimal 4,00.
5. Peserta didik yang memiliki IPK < 2,00 dari batas kelulusan 2,00 harus mengulang beberapa mata pelajaran wajib dan/atau mengambil mata pelajaran pilihan lain pada semester berikutnya.
6. Sekolah melaporkan kemajuan belajar setiap peserta didik tersebut kepada orang tua peserta didik sebelum diberikan kepada peserta didik yang bersangkutan.
7. Orang tua dari peserta didik yang memiliki IP semester < 2,50 diberitahu dan diundang ke sekolah untuk menyusun rencana pemecahannya.
Mengenai Saya

- Ichwan Septiadi
- Seorang anak Laki-laki yang Alhamdulillah lahir ke bumi dengan selamat sentausa., Sempat tinggal di lampung lebih dari 7 tahun., dan pindah ke Jakarta sampai sekarang., akhirnya Kuliah di Jakarta State University
Kamis, 28 Mei 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar